Sabtu, 10 Maret 2012

Chapter 7 : Apa ITU FOSS (Free Open Source Software) ??



Gerakan FOSS dimulai dalam budaya “hacker” yang terjadi pada beberapa laboratorium ilmu komputer (Stanford, Berkeley, Carnegie Melion, dan MIT) di ahun 1960an dan 1970an. Komunitas pemrogram adalah kecil dan saling terkait secara dekat. Kode program disebarluaskan di antara anggota komunitas. Jika Anda membuat perbaikan, Anda diharapkan untuk mengirim kode Anda ke komunitas pengembang.
Menurut David Wheeler, secara umum program yang dinamakan free software (perangkat lunak bebas) atau open source software (perangkat lunak sumber terbuka) adalah program yang lisensinya memberi kebebasan kepada pengguna menjalankan program untuk apa saja, mempelajari dan memodifikasi program, dan mendistribusikan penggandaan program asli atau yang sudah dimodifikasi tanpa harus membayar royalti kepada pengembang sebelumnya.  Free/Open Source Software (FOSS) atau perangkat lunak bebas dan open source (PLBOS) telah menjadi sebuah fenomena internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, FOSS mengalami perubahan besar dari sebuah kata yang relatif tidak dikenal menjadi sebuah kata popular terbaru. Namun, istilah FOSS tetap belum mudah dipahami mengingat FOSS merupakan konsep baru, misalnya apa saja pengertian FOSS dan apa saja cabang atau jenis-jenisnya. Bab-bab selanjutnya berikut ini memberikan penjelasan yang baik tentang fenomena FOSS, filosofinya, perbedaannya dengan program yang  bukan FOSS, dan metoda pengembangannya.


Ada dua filosofi pokok pada kata FOSS, yaitu filosofi dari FSF (Free Software Foundation) atau Yayasan perangkat  Lunak Bebas, dan filosofi dari OSI (Open Source Initiative) atau Inisiatif Sumber Terbuka. Kita mulai pembahasan dengan filosofi FSF, sesuai dengan urutan sejarah dan karena posisi FSF sebagai pionir dalam gerakan FOSS ini.  Tokoh utama gerakan FSF adalah Richard M. Stallman, sedangkan tokoh gerakan OSI adalah Eric S. Raymond  dan Bruce Perens.
Menurut FSF, perangkat lunak bebas mengacu pada kebebasan para penggunanya untuk menjalankan,  menggandakan, menyebarluaskan/menditribusikan, mempelajari, mengubah dan meningkatkan kinerja  perangkat lunak. Tepatnya, mengacu pada empat jenis kebebasan bagi para pengguna perangkat lunak, yaitu:

  1. Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja (kebebasan 0).
  2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (kebebasan 1). Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat.
  3. Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak tersebut sehingga dapat membantu sesama anda (kebebasan 2).
  4. Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat menyebarkannya ke khalayak umum sehingga semua menikmati keuntungannya (kebebasan 3). Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat juga.
Filosofi OSI agak berbeda. Ide dasar open source sangat sederhana. Jika para pemrogram dapat mempelajari, mendistribusikan ulang, dan mengubah kode sumber sebagian perangkat lunak, maka perangkat lunak itu berkembang. Masyarakat mengembangkannya, mengaplikasikannya, dan memperbaiki kelemahannya.


Model pengembangan FOSS adalah unik, dan menjadi sukses karena muncul bersamaan dengan berkembangnya internet dan efeknya yang luar biasa di bidang komunikasi. Analogi Katedral dan Bazar digunakan untuk  membedakan model pengembangan FOSS (Bazar) dengan metode pengembangan perangkat lunak tradisional (Katedral).
Pengembangan perangkat lunak tradisional diibaratkan dengan cara katedral dibangun pada masa lalu. Kelompok kecil tukang batu secara hati-hati merencanakan sebuah desain dalam tempat yang terisolasi, dan  segala sesuatunya dibuat dalam sebuah usaha tunggal. Sekali katedral berhasil dibangun, maka dianggap  selesai, dan hanya sedikit dilakukan perubahan lanjutan. Perangkat lunak secara tradisional dibuat dengan gaya yang serupa itu. Sekelompok pemrogram bekerja dalam suatu isolasi (misalnya di sebuah perusahaan), dengan perencanaan dan manajemen yang hati-hati, hingga bekerjaanya selesai dan program dirilis ke publik. Sekali dirilis, program dianggap selesai, dan selanjutnya hanya ada pekerjaan terbatas untuk program itu.
Sebaliknya, pengembangan FOSS lebih mirip dengan sebuah bazar, yang tumbuh secara organis. Dalam sebuah  bazar, pedagang awal datang, membangun struktur, dan memulai bisnis. Pedagang-pedagang berikutnya datang dan membangun strukturnya masing-masing. Perkembangan bazar nampak menjadi gaya yang tidak teratur. Pada dasarnya para pedagang diarahkan untuk membangun struktur minimal yang dapat berfungsi sehingga mereka bisa memulai berjualan. Tambahan dibuat sesuai kebutuhan dan keadaaan selanjutnya. Dengan model serupa, pengembangan FOSS dimulai dari yang tidak terstruktur. Pengembang merilis kode programnya ke publik meskipun baru berfungsi secara minimal, dan kemudian mengubah programnya sesuai umpan balik yang diberikan publik. Pengembang lain bisa ikut mengembangkan program itu berdasar kode-kode yang telah ada. Pada periode waktu tertentu, keseluruhan sistem operasi dan aplikasi menjadi tumbuh dan berkembang secara terus menerus.
Metoda pengembangan “bazar” telah dijadikan pilihan untuk mendapatkan beberapa kelebihan berikut ini:
  1. Mengurangi duplikasi kerja: Dengan merilis program lebih cepat, dan memberikan izin kepada pengguna untuk megubah dan meredistribusi kode sumber, pengembang FOSS memanfaatkan kembali karya yang dihasilkan oleh compatriots. Skala ekonomi dapat menjadi sangat besar. Daripada 5 pengembang software pada sepuluh perusahaan mengembangkan aplikasi jaringan yang sama, ada potensi 50 pengembang melakukan secara bersamaan membentuk kerja sama kombinasi. Mengurangi duplikasi kerja akan membuat skala pengembangan FOSS menjadi besar, karena ribuan pengembang di seluruh dunia dapat bekerja sama.
  2. Membangun di atas karya lain: Dengan ketersediaan kode sumber untuk membangun program, waktu pengembangan menjadi pendek. Banyak projek FOSS berbasis program yang dihasilkan projek lain untuk menambah fungsionalitas yang diperlukan. Sebagai contoh, projek server web Apache lebih memilih memanfaatkan projek OpenSSL daripada menulis sendiri kode kriptografi, sehingga mengehmat jutaan jam untuk pembuatan program dan pengujiannya. Bahkan jika kode sumber tidak dapat secara langsung digabungkan, ketersediaan kode sumber memudahkan pengembang untuk belajar bagaimana projek lain memecahkan masalah yang sama.
  3. Kendali mutu yang lebih baik: Semakin banyak orang menggunakan dan mengevaluasi kode sumber, maka kesalahan yang ada akan mudah ditemukan dan diperbaiki secara cepat. Aplikasi proprietary bisa saja menerima laporan kesalahan, tetapi karena pengguna tidak dapat akses ke kode sumber, maka pengguna hanya bisa sebatas melaporkan. Pengembang FOSS sering menemukan bahwa pengguna yang memiliki akses ke kode sumber tidak hanya bisa melaporkan kesalahan, namun juga menjelaskan lebih tajam apa penyebabnya, dan dalam beberapa kasus pengguna dapat mengirimkan kode perbaikannya. Ini sangat mengurangi waktu pengembangan dan kontrol terhadap kualitas.
  4. Mengurangi biaya perawatan: Biaya perawatan software sering sama atau lebih besar dari biaya pengembangan awal. Jika sebuah perusahaan merawat software sendirian, maka pekerjaan itu menjadi sangat mahal. Dengan menggunakan model pengembangan FOSS, biaya perawatan dapat dibagi di antara ribuan pengguna potensial, sehingga mengurangi biaya perawatan per orang atau organisasi. Demikian pula peningkatan kemampuan software dapat dilakukan oleh banyak organisasi atau individu, yang hasilnya akan lebih efisien dalam menggunakan sumber daya.
Sumber : http://harivalcomputer.blogspot.com/2010/06/apa-itu-foss-free-open-source-software.html

Rabu, 07 Maret 2012

FAQ

Mari memberi saran tau pertanyaan silahkan kirimkan ke alamat email saya di : qnork@yahoo.com

Kamis, 01 Maret 2012

chapter 6 : Linux itu Tidak gratis

Pernahkah Anda mendengar suatu pernyataan yang mengatakan bahwa Linux itu gratis ? Saya yakin ... semua pengguna komputer, baik yang belum, sedang, akan atau telah menggunakan Linux pasti pernah mendengar pernyataan semacam ini.

Benarkah Linux itu gratis ...???

It's not about Free ... it's FREEDOM

Linux itu Free ... begitu banyak pernyataan yang sering kita dengarkan. Kata Free jika diartikan dalam bahasa Indonesia ternyata mempunyai 2 arti, yaitu gratis dan bebas. Kata gratis dan bebas jelas berbeda artinya. Misalnya kata Free Sex ... pernahkah Anda mengartikannya sebagai sex gratis ... ? Tentu saja tidak, karena dalam hal ini free sex mempunyai arti sex bebas yang artinya jelas sangat berbeda dengan sex gratis.

Nah, sayangnya di Indonesia ternyata banyak orang lebih suka mengkaitkan Linux dengan arti kata gratis, bukannya bebas atau merdeka. Padahal ... Richard Stallman - pendiri Free Software Foundation (FSF), dalam bukunya Free as in FREEDOM - lebih mengkaitkan Linux dengan kata bebas atau merdeka, bukannya gratis.

Jadi, Linux - menurut pendiri FSF - bukanlah berbicara tentang Free (Gratis), tapi Freedom (Kebebasan).

Kesalahan tentang Linux yang terus berlanjut

Namun ... entah mengapa di Indonesia kata kebebasan dan kemerdekaan ternyata lebih sulit diucapkan daripada kata gratis. Tidak mengherankan jika sampai sekarangpun masih cukup banyak penggiat Linux yang lebih suka menyebutkan Linux itu Gratis daripada Bebas atau Merdeka.

Tapi sebetulnya, sedikit banyak hal ini bisa kita mengerti ... karena ternyata usaha untuk memasyarakatkan Linux di Indonesia memang bukanlah pekerjaan mudah. Banyak pengguna komputer di Indonesia yang sudah terbuai dan terlelap dengan kenyamanan penggunaan perangkat lunak bajakan dan bahkan sudah terikat erat pada belenggu perangkat lunak seperti halnya pecandu rokok atau narkotika yang susah melepaskan ketergantungannya.

Itulah sebabnya mengapa kata gratis lebih banyak dipakai untuk memperkenalkan Linux daripada kata bebas atau merdeka. Karena pada kenyataannya memang lebih mudah untuk menyodorkan sesuatu yang gratis daripada mengajak seseorang untuk berjuang melepaskan diri dari kenyamanan yang sudah mengikat dan membelenggunya selama berpuluh-puluh tahun.

Mengapa Linux dikomersilkan ?

Pertanyaan berikutnya ... kalau Linux memang gratis, mengapa harus dikomersilkan ?
Apakah diperbolehkan dan pantas memperdagangkan sesuatu jika ternyata itu bisa kita dapatkan secara gratis ...?

Sebelum menjawabnya, coba Anda jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

* Pernahkah Anda melihat situs yang memperdagangkan CD / DVD Linux ...?
* Pernahkah Anda melihat majalah tentang Linux dijual toko-toko buku ...?
* Pernahkah Anda melihat penerbit buku ternama menjual buku-buku Linux ?
* Pernahkah Anda membaca penawaran pelatihan Linux yang ternyata tidak murah harganya ...?

Apa jawaban Anda ...? Tidak pernah ...? Bohong ...!!!
Bahkan di situs inipun Anda jelas-jelas bisa melihat CD/DVD/Buku Linux dijual ... dan tidak diberikan secara gratis.

Bahkan kalau mau diperpanjang lagi, daftar pihak yang mengkomersilkan Linux ternyata sangat panjang, dan juga sudah merambah ke perusahaan skala multinasional. Tidak percaya ...?!!!

Mengapa perusahaan besar menjual Linux ?

Coba simak daftar perusahaan besar berikut ini yang telah mengkomersilkan Linux :

* Motorola, Panasonic, HTC, Samsung, OpenMoko, Accton, Grundig, DLink, Haier, dan masih banyak lagi telah menjual ponsel berbasis Linux (lihat di situs Linux Devices)
* HP, Dell, Everex, Asus, Acer dan masih banyak perusahaan komputer lainnya menjajakan Linux untuk komputernya.
* Disney/Pixar, Dreamworks, Sony, ILM dan banyak studio film lainnya menggunakan Linux untuk memproduksi film-filmnya. Apakah Anda bisa melihat film-filmnya secara gratis ... ? tentu saja tidak. Bahkan untuk melihat film bajakannyapun Anda tidak bisa mendapatkannya secara gratis.
* Google - si raksasa mesin pencari - ternyata menggunakan Linux untuk komputernya, tapi mengapa juga ikut mengkomersilkan produknya (baca : AdWords) ?
So, what open-source software does Google use itself?
DiBona: We use the Linux kernel. We've got the GNU tools, we use a lot of the compiler collection from the Free Software Foundation (FSF). We use some Apache libraries--we don't use the Apache Web servers so often, but we do use a lot of their libraries. We use a lot of OpenSSL and OpenSSH. We use languages like Python and C. We use a fair amount of MySQL, all kinds of things.
* Microsoft - si raksasa perangkat lunak yang menganggap Linux sebagai kanker - ternyata kemudian juga mengkomersilkan Linux melalui tangan rekanannya, Novell.

Jadi ... kalau Linux memang Gratis, mengapa begitu banyak pihak yang mengkomersilkannya ...? Apakah layak dan pantas mengkomersilkan 'barang gratisan' seperti Linux ?

Linux itu [TIDAK] Gratis
Betul ... Linux itu [pada dasarnya memang] Gratis ...!
Namun untuk mendapatkan sesuatu yang gratispun terkadang tidak bisa kita dapatkan secara gratis ... Bingung ?!! Contoh berikut memperjelas apa yang dimaksud diatas :

* Request CD Linux ke Canonical : bayar akses Internet dan listrik plus biaya pos
* Minta CD Linux dari Pemerintah : dananya dari mana ? pejabat ... ? enggaklah, semua itu dibayar dari duit rakyat.
* Download Linux langsung dari Internet : bayar akses Internet dan listrik plus kemudian burning ISOnya ke CD/DVD
* Pesan CD/DVD dari toko Linux : bayar beberapa ribu sampai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah
* Copy CD/DVD Linux dari teman : bayar CD/DVD kosong dan listrik untuk burning
* Langganan Majalah Linux : bayar beberapa puluh ribu rupiah setiap bulan
* Belajar dari buku Linux : keluar duit buat beli di toko-toko buku
* Belajar dari tempat pelatihan Linux : lagi-lagi bayar, dan biasanya tidak murah
* Iklan di Google Adwords yang ternyata juga pakai Linux : siapa bilang gratis ...?
* Beli Motorola Krave yang Linux-based : bayar juga bro .. mana ada yang gratis ?
* Beli Asus EeePC yang juga Linux-based : gratis ...? bisa ...! nanti saya minta Asus jadi sponsor situs PC LINUX buat bagi-bagi EeePCLinux gratis

Apakah Anda masih yakin bahwa Linux itu 100% gratis ... ? Atau Anda masih tetap ngotot menginginkan Linux secara gratis seperti yang terjadi di percakapan ini (lucu tapi cukup menjengkelkan, dan sayangnya hal seperti ini banyak ditemui di Indonesia .

Jelas sudah bahwa apa yang didengung-dengungkan sebagai Linux itu Gratis adalah suatu kebohongan besar. Jangan pernah percaya kalau ada yang berkata Linux itu gratis. Untuk mendapatkan Kebebasan dan Kemerdekaan Linux jelas ada harga yang harus dibayar. Apalagi jika Anda ingin meraih kebebasan dan melepaskan diri dari belenggu perangkat lunak bajakan, tentu saja ada perjuangan yang tidak akan pernah bisa Anda dapatkan secara gratis.

Bahkan bangsa kitapun harus berjuang keras untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Hal yang sama juga berlaku bagi kita jika ingin mendapatkan Kebebasan dan Kemerdekaan Linux. Anda harus berani berjuang untuk melepaskan diri dari kenyamanan yang telah disediakan oleh perangkat lunak bajakan selama berpuluh-puluh tahun. Ada harga yang harus Anda bayar untuk meraih Freedom (Kebebasan dan Kemerdekaan), dan tentu saja itu tidak bisa didapatkan secara Free (gratis).

Percayalah teman ... perjuangan itu perlu. Terbelenggu 28 tahun (baca Sejarah Sistem Operasi Dari Dos, Windows sampai Linux) bukan berarti kita harus menyerah kalah pada keadaan dan menjadikannya sebagai alasan untuk terus terikat pada belenggu kenyamanan perangkat lunak bajakan. Bahkan setelah 350 tahun-pun kita masih bisa bangkit meraih kebebasan dan kemerdekaan.

Namun ... tentu saja kita tidak perlu mengulang kesalahan itu sekali lagi. Cukup sudah 28 tahun untuk terbelenggu, Anda tidak perlu menunggu 350 tahun lagi. Perjuangan untuk meraih Kebebasan dan Kemerdekaan ini memang berat dan tentu saja tidak Gratis. Namun, jika Anda ingin melihat Indonesia Bangkit, mulailah dari diri Anda sendiri, mulailah dengan membebaskan isi komputer Anda dari belenggu perangkat lunak bajakan.

Jadi ... sekali lagi jangan pernah percaya kalau ada yang berkata Kebebasan dan Kemerdekaan Linux itu Gratis.

Linux ... Free as in FREEDOM
Imagine a place …
Where everything is possible
Where everyone can fly
Be Linux ... Be FreeSumber :  http://forum.indonesianbacktrack.or.id/showthread.php?tid=845

Sumber : http://www.facebook.com/groups/ayobelajarlinux/doc/330617896950222/

Chapter 5 : Distro linux Indonesia 2

4. Linux Biasawae

 
 SISFOKOL atau Sistem Informasi Sekolah, adalah project idealist berbasis open source dan free software, yang dikembangkan oleh Agus Muhajir (hajirodeon@yahoo.com, hajirodeon@gmail.com), untuk keperluan administrasi pengelolaan sekolah. Mulai dari SD, SLTP, SLTA dan SMK.
Sistem informasi ini sudah ada dari versi 1.0, sejak akhir tahun 2005. Versi 2.0 rilis pada akhir 2008. Kemudian versi 3.0 pada awal tahun 2010 ini. Memang cukup lama penantian dari para user atau pengguna fanatik, tapi bagi mereka yang tetap kontak terus kepada saya, pastilah tidak akan ketinggalan info.
Doakan saja, semoga kelangsungan project idealist ini tetap ada, dan berkembang.
Amin.

Apa Itu SISFOKOL ?
SISFOKOL adalah Sistem Informasi Sekolah, yang mempunyai konsep OPEN SOURCE berdasarkan pada FREEDOM SOFTWARE dengan layanan berbayar (komersial).
FREE SOFTWARE tidak sama dengan FREEWARE(Gratis)
FREE SOFTWARE yang juga sering disebut FREEDOM SOFTWARE, tidak punya arti yang sama maupun ada kaitan dengan FREEWARE(Gratis). Kata ‘FREE’ disini lebih ditekankan pada ‘FREEDOM’ atau ‘Bebas’. Kebebasan ini lebih dari sekedar FREEWARE atau gratis, tapi juga kebebasan dalam lisensi, kebebasan dalam mengembangkan lagi, kebebasan dalam modifikasi, kebebasan dalam duplikasi
dan distribusi, dan sebagainya. Silahkan lihat bagian FILOSOFI.
Lisensi Apa Yang Dianut ?
Yang kami anut adalah GNU/GPL Version 2, June 1991.
Seperti Apa Sistem Informasinya ?
Sistem informasi ini berbasis Web. Menggunakan teknologi PHP dengan database MySQL. Sehingga untuk instalasi dan menjalankannya dibutuhkan sebuah Web Server seperti Apache yang telah ter-Plugin PHP, MySQL Server dan PhpMyAdmin untuk meng-Import Database-nya. Karena berbasis Web, sehingga bisa dipasang pada berbagai jenis Sistem Operasi. Yang pasti harus menggunakan sebuah browser seperti FireFox, IE atau lainnya.
Apakah Ini Program Jadi ?
Kami tidak pernah menyediakan atau menyebut proyek – proyek atau hasil karya yang ada disini adalah program atau produk jadi. Sebab yang ada disini adalah segala hal yang masih dimungkinkan untuk dikembangkan secara terus – menerus. Pengembangan tersebut tidak hanya dilakukan oleh kami saja, tapi Anda pun bisa mengembangkan sendiri. Kecuali jika Anda kesulitan untuk mengembangkan lebih
lanjut, atau ada spesifikasi khusus yang perlu ditambahkan (kastumisasi), maka pengerjaan tersebut akan dikenakan biaya, yang kesepakatannya bisa dibicarakan lebih lanjut.
Bagaimana Jika Ada Yang Menginginkan Spesifikasi Khusus atau Kastumisasi ?
Bagi yang punya keinginan seperti ini, berarti telah menganggap proyek – proyek disini adalah suatu sampel. Karena membutuhkan spesifikasi khusus, kami bisa mempertimbangkannya. Tentu saja akan dikenai dengan biaya kastumisasi, yang besarnya sesuai dengan kesepakatan.
Apakah Tidak Merusak Tatanan Usaha Software Lainnya ?
Menurut kami, kami tidak merusak tatanan yang ada. Walau konsep kami terasa ekstrem bagi kalangan pengusaha software di Indonesia, tapi kami telah mengambil pilihan. Sebab rejeki dan gaya bisnis memang mempunyai jalur yang berbeda – beda. Lisensi software pun bermacam – macam, jadi ini adalah salah satu dari beragam pilihan yang bisa dipilih oleh para konsumen/netter/pemakai. Jikalau memang tidak menyukai yang FREE SOFTWARE, Anda pun bisa mengambil layanan kastumisasi untuk kebutuhan sendiri yang tentunya akan memberikan kepuasan tersendiri. Dan bila Anda tidak menyukai proyek – proyek yang ada disini, Anda bisa beralih ke tempat lain tanpa ada beban dan tanggungan dari kami.
Bagaimana Donasinya ?
Anda dapat melakukan Donasi/Sumbangan, jika ternyata produk kami tersebut, terasa sangat membantu, bermanfaat dan percaya kepada kami. Khususnya bagi mereka yang menerapkan SISFOKOL pada sekolah yang bersangkutan dan berhasil. Donasi sekitar Rp. 500.000,00 (LIMA RATUS RIBU RUPIAH).
Pada dasarnya, donasi ini hanyalah untuk kepentingan kelangsungan project idealist ini.
Kirimkan donasi tersebut via rekening :
BANK MANDIRI Cab. PEMUDA Semarang,
A/N : AGUS MUHAJIR,
No. Rek : 135-00-0403665-1.

Bila donasi telah dikirim, segeralah konfirmasi via email : hajirodeon@yahoo.com,  hajirodeon@gmail.com atau HP/SMS : (081)829-88-54.
Untuk Apa Donasi Tersebut ?
Donasi yang ada akan digunakan untuk segala kebutuhan pengembangan Sistem Informasi dan biaya operasional lainnya.
Apa Saja Layanannya ?
  • Kastumisasi. Suatu perubahan pada konten yang tidak menyeluruh (bukan dalam tahap pembuatan total atau dari awal), dikarenakan penyesuaian sedikit dengan sistem manual/tradisional/ nonkomputer yang ada pada sekolah. Dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000.000,00 (SATU JUTA RUPIAH). Pengerjaan selama 1(SATU) bulan. Pembayaran 2(DUA) kali. Pekerjaan dan revisi dikirimkan via email tiap minggu, sampai selesai. Garansi 6(ENAM) bulan.
  • Paket CD DONASI. Merupakan suatu rilis yang hanya ada dalam bentuk paket CD Donasi. Biasanya ada perbedaan dari versi Free download. Khususnya adanya konten tertentu dan khusus. Garansi 6(ENAM) bulan. Dan bebas konsultasi via email, Chat, SMS, maupun telepon.  Dikenakan biaya, yang besarnya telah diatur sesuai dengan nilai donasi yang ada.
Jikalau Tidak Menyukai Layanan Yang Ada, Bagaimana ?
Kami berusaha untuk memberikan kepuasan pelanggan semaksimal mungkin, tapi jikalau kondisinya sudah berubah dan apa yang kami lakukan tidak bisa memberikan porsi yang optimal, maka Anda bisa mempercayakan kepada pengusaha software lain atau rekan lain yang bisa memenuhi harapan Anda.
Kapan Suatu Versi Terbaru Diturunkan ?
Setiap aplikasi atau sistem informasi, tentu melalui tahap penyempurnaan terus – menerus. Versi terbaru segera diturunkan setelah mendapatkan masukan, saran dan laporan bugs dari para pemakai. Rilis rutin sekitar tiap tahun sekali.
Sampai Kapan Proyek Ini Berakhir ?
Proyek ini tidak akan pernah berakhir, akan berjalan terus. Bahkan akan selalu bermunculan inovasi – inovasi baru.
Apa Target Yang Ingin Dicapai atau cita – citanya ?
Kami mempunyai target atau cita – cita agar semua pengguna komputer baik untuk kebutuhan perseorangan maupun kelompok, dalam penggunaan rumahan sampai dengan instansi formal maupun tidak formal, menggunakan Sistem Informasi OPEN SOURCE yang berdasarkan pada FREE SOFTWARE.
Mungkinkah Suatu Saat Tidak Gratis Lagi ?
Tidak. Selamanya project – project yang ada disini adalah gratis dan bebas. Yang tidak gratis dan tidak bebas, hanyalah pada layanan dan kastumisasi.
Yang Terakhir, Seperti Apa Filosofinya…?
  • Setiap pengguna komputer, seharusnya mendapat kebebasan untuk menjalankan, meng-copy, mendistribusikan, mempelajari, berbagi, melakukan perubahan dan meningkatkan software mereka untuk banyak tujuan, tanpa harus membayar lisensi.
  • Setiap pengguna komputer, seharusnya diberikan kesempatan yang sama untuk menggunakan software, meskipun mereka bekerja dalam kondisi ketidakmampuan, keterpurukan, kegagalan atau cacat.
  • Setiap pengguna komputer, seharusnya tahu dan mengerti tentang makna dari Copyleft dan GNU/GPL.
  • Setiap pengguna komputer, seharusnya tahu dan mengerti bahwa ilmu pengetahuan adalah milik bersama. Dan tidak akan berkurang walau telah diberikan kepada siapapun, justru pengetahuan akan semakin bertambah.
  • Setiap pengguna komputer, seharusnya tahu dan mengerti bahwa dengan mengamalkannya secara ikhlas, berarti termasuk Ibadah.
 sumber : http://sisfokol.wordpress.com/

coba chapter 1 : Setting Modem

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls